Senin, 09 April 2012

Metode Penulisan Ilmiah

Karya tulis ilmiah adalah
            Tulisan yang disusun oleh orang atau sekelompok orang (tim) yang melakukan penelitian/kajian. Karya ini mempunyai bertujuan menjelaskan secara akurat prosedur/metode yang berlaku dan menyajikan hasil penelitian .  Karya ini ditulis dengan format standard: abstrak, pendahuluan, bahan dan metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, serta daftar pustaka.

Contoh:
            Laporan penelitian
            Skripsi
            Tesis/Disertasi
            Tugas akhir
            Makalah hasil penelitian


Karya  ilmiah adalah:
            Tulisan/artikel yang ditulis oleh orang atau sekelompok orang (tim)  dibidangnya dan berpengalaman. Tulisan  bukan berasal dari hasil penelitian/kajian tetapi berasal dari gagasan atau tinjauan literatur yang bersifat ilmiah dan ditulis berdasarkan kaidah ilmiah.
Namun format tulisan tidak perlu mengikuti standar karya tulis ilmiah.

Contoh:
            Proposal
            Ringkasan eksekutif
            Makalah bahan ajar dan modul
            Tinjauan literatur         
Format karya tulis ilmiah adalah
         
 i.            Abstrak : Suatu abstrak disusun untuk keperluan pembaca atau pemakai,  yang merupakan versi ringkas atau poin terpenting dari isi dokumen, sehingga akan membantu bagi pembaca/pemakai apakah suatu dokumen bernilai atau tidak  bagi seseorang. 
ii.            Kata kunci (keywords)
iii.            Pendahuluan : Bagian ini biasanya berisi latar belakang penulisan, tujuan penulisan atau menggambarkan apa yang akan disampaikan dalam tulisan, jelas, tidak terlalu berlebihan
 iv.            Bahan dan Metode ( apabila dalam penelitian )
v.            Penutup atau Kesimpulan: Bagian ini merangkumkan pokok-pokok yang menarik dan bagian-bagian ini semestinya sudah muncul pada bagian isi.
vi.            Daftar Pustaka / Referensi : berisi sumber rujukan yang digunakan dalam penulisan ilmiah tersebut.  Ditulis dengan menggunakan format yang baik dan rinci serta standar sesuai dengan jenis dokumennya.  Misalnya untuk jurnal berbeda dengan tesis atau laporan penelitian dsb.
vii.            Tabel dan gambar
viii      Gaya penulisan artikel pada jurnal ilmiah :
·         Sistematika penulisan bab taat asas
·         Artikel merupakan hasil penelitian
·         Diikuti dengan gambar, tabel atau grafik
·         Cara pengutipan mengikuti aturan baku
·         Pencantuman nama penulis tanpa gelar diikuti dengan alamat penulis
·         Abstrak berbahasa Inggris diikuti dengan kata kunci (keyword)
·         Sumber acuan mutakhir  dan lebih banyak jurnal

Kita bandingkan dengan format tulisan populer  yang hanya terdiri atas judul, pendahuluan, isi dan kesimpulan.  Tulisan populer tidak harus menggunakan daftar referensi. 


Ciri Karya Ilmiah
Secara ringkas, ciri-ciri karya ilmiah dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Objektif.

Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memvertifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2.Netral.

Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3.Sistematis.

Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
4.Logis.

Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
5.Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan).

Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
6. Tidak Pleonastis

Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat. Kata-katanya jelas atau tidak berbelit- belit (langsung tepat menuju sasaran).
7.  Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.


SIKAP ILMIAH
Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap sebagai : “ An  attitude ia an idea charged with emotion  which predis poses a class of actions to aparcitular class of social situation” .
Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu  komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain  kecendrungan individu  untuk bertindak atau berprilaku  dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara ;ain :
Sikap ingin tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera  sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
Sikap kritis :  Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan;  Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
Sikap ingin menemukan :  Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
Lebih rinci Diederich mengidentifikasikan 20 komponen sikap ilmiah sebagai berikut :
Selalu meragukan sesuatu.
Percaya akan kemungkinan penyelesaian masalah.
Selalu menginginkan adanya verifikasi eksprimental.
T e k u n.
Suka pada sesuatu yang baru.
Mudah mengubah pendapat atau opini.
Loyal etrhadap kebenaran.
Objektif
Enggan mempercayai takhyul.
Menyukai penjelasan ilmiah.
Selalu berusaha melengkapi penegathuan yang dimilikinya.
Tidak tergesa-gesa mengambil keputusan.
Dapat membedakan antara hipotesis dan solusi.
Menyadari perlunya asumsi.
Pendapatnya bersifat fundamental.
Menghargai struktur teoritis
Menghargai kuantifikasi
Dapat menerima penegrtian kebolehjadian dan,
Dapat menerima pengertian generalisasi



referensi:

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CDIQFjAB&url=http%3A%2F%2Fsrihartinah.files.wordpress.com%2F2008%2F02%2Fkarya-ilmiah-pustakawan.doc&ei=KKuDT5NUgvGtB8_W2MAG&usg=AFQjCNGhYhYOqIDsOmV3-omr4pq4IqEn8g&sig2=Xr414SP-HONg8bhHrLfPrQ